Home » » IDENTIFIKASI TINGKAT KETUAAN DAN KEMATANGAN PEPAYA (Carica papaya L.) IPB 1 DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KETUAAN DAN KEMATANGAN PEPAYA (Carica papaya L.) IPB 1 DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Written By enrico on Minggu, 20 Februari 2011 | 19.15

PENDAHULUAN
Pepaya merupakan salah satu buah tropis yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan berpotensi sebaga sumber pendapatan dan mempunyai peran penting dalam ketersediaan zat gizi. Sebagai buah yang tidak mengenal musim produksi pepaya mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai 2004 sebesar 429.207 ton, 500.571 ton, 605.194 ton, 626.745 ton, 732.611 ton. Dengan total ekspor pada tahun 2004 sebesar 524.686 kg dengan nilai USD 1.301.371 (Departemen Pertanian, 2005). Pemanfaatan buah pepaya sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Selama ini petani dan pedagang pengumpul buah pepaya mengidentifikasi tingkat ketuaan dan kematangan menggunakan prosedur analisis warna kulit secara visual mata manusia dengan segala keterbatasannya. Proses identifikasi ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya kelelahan, perbedaan persepsi, waktu yang dibutuhkan relatif lama serta menghasilkan buah pepaya yang beragam dan tidak konsisten. Selain itu menurut Pantastico (1989) batas antara stadium kematangan buah sukar ditentukan dengan mata telanjang, sehingga seringkali penentuan kematangan bersifat subjektif.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu metode yang dapat menjamin tingkat ketuaan dan kematangan buah pepaya. Metode non konvensional yaitu menggunakan pengolahan citra digital (image processing) menghasilkan data yang akan diproses secara pembelajaran dengan jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) sehingga dapat digunakan untuk menentukan tingkat ketuaan dan kematangan buah pepaya. Metode ini juga digunakan untuk identifikasi ketuaan dan kematangan jeruk lemon (Damiri, dkk. 2004) dan manggis (Nurhasanah, dkk. 2005).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat ketuaan dan kematangan buah pepaya secara non konvensional dengan pengembangan algoritma pengolahan citra digital dan jaringan syaraf tiruan. Sedangkan tujuan khusus adalah 1) mengembangkan algoritma pengolahan citra digital untuk menganalisis parameter tingkat ketuaan dan kematangan pepaya, 2) membangun model jaringan syaraf tiruan untuk menentukan tingkat ketuaan dan kematangan pepaya berdasarkan analisis citra digital dan 3) menguji perangkat lunak yang dibangun dalam mengelompokkan buah pepaya sesuai dengan tingkat ketuaan dan kematangannya.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
1. Indeks warna merah, indeks warna hijau, saturasi, komponen tekstur energi, kontras, homogenitas merupakan parameter pengolahan citra yang digunakan dalam jaringan syaraf tiruan untuk menentukan tingkat kematangan dengan parameter intensitas dan tingkat ketuaan/umur petik dengan parameter hue.

2. Model JST dengan parameter hasil pengolahan citra yang paling ideal adalah indeks warna merah, indeks warna hijau, saturasi, komponen tekstur energi, kontras dan homogenitas serta intensitas untuk memprediksi tingkat kematangan pepaya dengan ketepatan 97.8% dan hue untuk tingkat ketuaan (umur petik) dengan ketepatan 100%.

Saran
Perlu pengembangan dan penggabungan algoritma pengolahan citra dan jaringan syaraf tiruan agar dapat digunakan secara langsung pada identifikasi tingkat ketuaan dan kematangan secara real time.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. enrico73 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger